DESA BUNYU SELATAN | BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Menginjakkan Kaki Lagi di Dewaruci

HUJAN sangat deras mengguyur daratan Tanjung Selor pada Rabu pagi 20 Mei 2015. Peristiwa hujan terjadi sekitar pukul 05.30 Wita. Cuaca hujan itu sempat menimbulkan dugaan, perjalanan menuju ke Pulau Bunyu dibatalkan.

Memasuki pukul 06.00 Wita lewat, hujan sudah agak reda, hanya gerimis tipis. Saya pun tetap berangkat menuju ke Pelabuhan VIP Tanjung Selor, untuk naik perahu speedboat menuju ke Bunyu bersama rombongan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan.

Memasuki pukul 06.30 Wita, hujan benar-benar berhenti, namun langit Tanjung Selor masih gelap mendung. Hawa udara pun sedikit dingin, maklum usai hujan berintensitas tinggi.  

Saat jarum jam menunjukkan pukul 07.48 Wita, perahu speedboat mulai berangkat menuju Pulau Bunyu, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Untuk singgah di Bunyu harus dijangkau melalui tranportasi air.

Orang-orang yang pergi ke Bunyu jumlahnya mencapai puluhan orang. Diangkut memakai tiga perahu. Semuanya ingin mengikuti kegiatan Bulan Bhakti Gotong-royong Kabupaten Bulungan  Kalimantan Utara. Beruntungnya, perahu berjalan lancar mengarungi Sungai Kayan. 

Ketika saya baru saja menepi di Dermaga Tidung Pulau Bunyu Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Rabu 20 Mei 2015. Saat itu terdapat perahu besar yang bersandar di dermaga ini. (photo by maman)

Ketika sudah melewati daerah Jembatan Salimbatu, matahari bersinar terik. Perjalanan dalam nuansa iklim cerah. Sangat berbeda sekali dengan kondisi di Tanjung Selor yang cuacanya mendung.

Pulau Bunyu berada di lautan lepas, hampir dekat dengan Pulau Tarakan. Setiap orang yang akan menuju ke Bunyu tentu saja merasakan lautan lepas. Jika pagi dalam kondisi cuaca buruk, gelombang laut akan tinggi. Perjalanan perahu akan digoyang-goyang asoy.  

Selama dalam perjalanan, saya duduk berada di bagian paling belakang perahu speedboat. Duduk bersama Maman jurnalis dari TVRI Kaltim. Ketika perahu keluar dari aliran sungai, laju perahu sudah mulai terasa karena ombak laut. 

Di perahu hanya duduk santai sesekali berdiri supaya tidak pegal. Untuk menghilangkan kejenuhan, saya pun menyempatkan waktu untuk melihat-lihat pemandangan lautan lepas serta beberapa pulau Tanjung Pasir yang tampak jauh terlihat. Bagi saya ini perjalanan yang kedua kalinya menuju Pulau Bunyu.

Menginjakkan kaki di daratan Pulau Bunyu Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Rabu 20 Mei 2015. (photo by maman)

Saat yang dinanti, persis sekitar pukul 10.30 Wita, akhirnya tiba di Dermaga Tidung Pulau Bunyu. Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, perjalanan aman tanpa kendala. Cuaca di Pulau Bunyu kala itu sangat panas, maklum cuaca sedang cerah. 

Di dermaga banyak orang berkumpul. Ada orang-orang Tanjung Selor, warga setempat yang menawarkan jasa ojeg dan mobil angkutan umum, serta ada para pekerja yang sedang berdinas di Bunyu.

Setibanya di Pulau Bunyu langsung menuju ke Dewaruci, Desa Bunyu Selatan, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan. Dewaruci akhirnya kita kembali berjumpa. Inilah yang kedua kalinya kita ‘bertemu sapa’. Puji Tuhan, bisa lagi menginjakkan kaki yang kedua kalinya di Dewaruci. 

Saat berada di Dewaruci Desa Bunyu Selatan Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Rabu 20 Mei 2015. Tempat ini terbilang panas saat cuaca cerah mengingat jarang ada pepohonan. (photo by maman)

Tempat ini menjadi pusat kegiatan Bulan Bhakti Gotong-royong Bulungan. Tidak jauh ke tempat ini, hanya butuh waktu sekitar 20 menit menggunakan kendaraan roda empat.

Di Dewaruci terdapat Baloy, atau rumah adat Dayak Tidung yang baru saja diresmikan pada awal tahun ini. Selain itu juga ada seni pertunjukan tari-tarian adat yang dipamerkan oleh para remaja Bunyu serta barang-barang kerajinan hasil karya para perempuan di Bunyu. Sungguh kreatif. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I