PERCIKAN RAHMAT ALLAH

Percikan Rahmat Allah


Malam itu, usai sholat isya berjamaah, Masjid Habib Ahmad Al Kaf menggelar tabliq akbar Maulid Nabi Muhammad SAW, pada Rabu 14 Januari 2015 di Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Sebagai pengkutbah, disampaikan langsung oleh Habib Hasyim Assegaf. Dalam kutbahnya, Hasyim mengingatkan, majelis taklim itu surganya dunia. 

Karena itu, seluruh umat muslim di Bulungan yang datang ke acara Maulid seperti ini, tidak ubahnya telah mengunjungi surga dunia, memperoleh keberkahan nikmat iman dan takwa. 

Bagi orang beriman dan bertakwa, dalam kamus hidupnya tidak mengenal kata-kata tiada. Kematian bagi orang mukmin hanya dianggap sebagai perpindahan tempat saja, dari satu hal yang sifatnya fana, ke tempat yang kekal abadi. 

“Kita hidup di dunia ini butuh bekal. Begitu pun untuk di akhirat juga butuh bekal. Di dunia bekalnya dengan ilmu. Bekal untuk di akhirat adalah amal perbuatan,” ujarnya.

Nabi Muhammad mengajurkan setiap umat muslim diwajibkan untuk menutut ilmu yang setinggi-tingginya. Dalami ilmu untuk bekal kehidupan yang lebih baik. “Pelajari ilmu yang mampu memberikan manfaat dan keberkahan,” tegasnya.

Jalan beraspal yang mulus menuju ke sebuah rumah ibadah umat muslim di Kampung Arab, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pada Rabu 14 Januari 2015. Rumah ibadah ini bernama Masjid Habib Ahmad Al Kaf Tanjung Selor. (photo by budi susilo)

Satu cara mencari ilmu yang bermanfaat yakni dengan menghadiri ke majelis tak’lim. Rajin mendatangi masjid atau mushollah untuk menggali limu agama kepada ulama-ulama yang terpecaya. 

Ada sebuah cerita, seorang ulama bernama Habib Hasan Bin Soleh Al Bahar Al Jufri yang memiliki seorang murid. Setiap harinya, murid ini rajin mendatangi Habib Al Jufri, untuk mendalami ilmu agama.

Kemudian murid Habib Al Jurfi ini memiliki teman yang tidak beriman dan bertakwa, enggan menjalankan sholat, mengaji dan berpuasa. Mendatangi majelis tak’lim pun sama sekali tidak berminat.    

Suatu waktu, teman yang tak bertakwa ini meluangkan waktu ke rumah murid Habib Al Jufri untuk membicarakan persoalan dunia, tetapi orang ini tak beruntung karena setiba di kediaman, hanya berjumpa dengan istrinya saja. 

“Suami saya sedang menghadiri majelis tak’lim. Kalau mau ketemu datangi saja di masjid sana,” ungkap istri temannya, yang mencoba memberi imbauan.

Merasa setuju dengan usul teman istrinya tersebut, lalu dia pun pergi menghampiri ke temannya yang sedang berada di majelis tak’lim. 

Setiba di pekarangan masjid, dia tidak mau langsung masuk ke dalam ruangan masjid. Dia hanya berusaha memanggil temannya dari luar pintu masjid. 

Dan temannya yang dipanggil ini menyahut dan mengajaknya masuk ke masjid, tapi ajakannya ini ditolak olehnya. 

Cara lainnya, dia menunggu temannya selesai acara. Barulah, setelah acara majelis tak’lim selesai, mereka berdua berjumpa, hanya membahas persoalan dunia, bukan agama dan akhirat.

Selang beberapa hari kemudian, sikap orang ini jadi lebih berbeda. Usai pertemuan itu, orang ini terlihat jadi lebih rajin sholat di masjid dan mengaji. Setiap harinya, sikap tanduk orang ini banyak menebar kesolehan.

Melihat perubahan sikap ini, murid Habib Al Jufri pun bertanya-tanya pada gurnya. Kenapa tiba-tiba dia mendadak soleh, padahal tidak pernah mendalami ilmu agama.

Habib Al Jufri pun menjelaskan, bagi mereka yang datang ke tempat majelis tak’lim tanpa niat untuk belajar mendalami ilmu, tetap mendapat hidayah dari Allah SWT. 

Orang itu walau tidak ikut belajar di majelis tak’lim, memperoleh cipratan rahmat dari Allah. Majelis tak’lim itu layaknya surga, rahmatnya bisa diberikan kepada siapa saja, termasuk mereka yang hanya berdiri di depan pintu masjid. 

Nah, melihat cerita itu, lalu bagaimana dengan orang yang duduk secara khusuk ikut majelis tak’lim, tentu saja akan memperoleh hujan rahmat dan percikan berkat yang melimpah. 
 
“Kita yang ikut majelis tak’lim ini akan basah dengan rahmat dari Allah. Harapannya, hari esok kita akan lebih baik lagi dari hari yang sekarang,” ujar Habib Assegaf. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I