MENJELAJAH MAKOSAT BRIMOB POLDA KALIMANTAN TIMUR
Menjelajah Makosat Brimob Polda Kalimantan Timur
EMBUN-embun pagi yang bening menghuni di dedaunan
pepohonan Balikpapan Kalimantan kosan saya. Matahari pagi pun bersinar. Cuaca
yang sungguh baik, bersahabat. Inilah atmosfir lingkungan kosan yang saya
rasakan pada Selasa 23 Desember 2014 pagi.
Singkat cerita, saya pun yang satu komplek kos dengan
sobat Lutfi, berencana akan pergi masuk ke kantor, Tribun Kaltim yang berada
dibilangan Jalan Indrakila Kota Balikpapan.
Jaraknya tidak jauh dari kosan kami, bisa ditempuh
dengan sepeda motor tua milik sobat Lutfi. Jangkauan dari kosan ke Tribun
Kaltim hanya memakan waktu sekitar enam menit lebih. Ini pun tanpa batu
sandungan kemacetan arus lalu-lintas.
Kami berdua, pergi ke Tribun Kaltim berboncengan. Saya
sebagai pengendaranya dan sobat Lutfi sebagai penumpangnya. Inilah rutinitas
yang kami jalani, setiap harinya kami berdua menekuni sebagai pekerja media di
Tribun Kaltim.
Kemudian, jalan menuju ke kantor kami berdua tiba di
Tribun Kaltim dengan selamat dan tidak terlambat. Setiba di kantor, teman-teman
seprofesi tampaknya baru sedikit yang datang. Saya hanya baru melihat sobat Doan
Pardede dan Samir Paturusi.
Pak Sarkam memberi penjelasan perbedaan pistol dan revolver di Makosat Brimob Polda Kalimantan Timur Selasa 23 Desember 2014 (photo by budi susilo) |
Tidak berselang lama, mulailah satu persatu,
sobat-sobat yang lain bermunculan di ruang rapat kantor Tribun Kaltim. Di
antaranya ada Gilbert, Ade Miranti, Amanada, Siti Zubaidah, Mbak Opi, Rudi,
Alidona, Om Sarasani, Febry, Anto, dan Sidiq.
Kemudian, jam digital di smartphone saya
menunjukkan 08.30 Wita. Rencana hari ini kami semuanya akan melakukan kunjungan
ke Makosat Brimob Polda Kalimantan Timur, Stalkuda Balikpapan, yang beralamat
di Jalan Jendral Sudirman.
“Kita kesana belajar sama-sama tentang Gegana,” ujar
Mbak Opi, redaktur halaman kota, koran Tribun Kaltim yang kala itu mengenakan
busana batik coklat.
Pergi ke lokasi tujuan, kami semuanya kompak bersatu
memilih kendaraan roda empat, naik mobil milik perusahaan Tribun Kaltim.
Rombongan yang jalan berjumlah dua unit, tiap mobilnya terisi penuh, tanpa ada
bangku yang kosong melompong.
Total keseluruhan yang pergi Brimob ada 18 orang.
Angka ini sudah termasuk Pak Redaktur Pelaksana Tribun Kaltim Priyo dan Pak Hary
dari Banjarmasin Post, koran daerah grup Kompas Gramedia.
Syukur alhamdulillah, dalam perjalanan menuju
Brimob Polda Kaltim, kondisinya lancar aman, dan kami selamat sampai tujuan
pada jam sembilan pagi. Di lokasi, berjumpa dengan Pak Sarkam, Bintara Sarana
Prasarana Brimob Polda Kaltim.
Revolver buatan Pindad pabrikan asal Indonesia (photo by budi susilo) |
Pak Sarkam yang sudah bertugas di Kalimantan Timur
selama 26 tahun ini memiliki pengetahuan tentang persenjataan yang dikoleksi
oleh Birmob Polda Kaltim.
Satu diantaranya senjata api berupa pistol yang dapat
menampung banyak isi peluru dan revolver yang memiliki batas isi peluru
sebanyak tujuh peluru saja. Senjata api yang dipamerkan oleh Pak Sarkam masih
berkondisi mulus, tidak berkarat.
Kata Pak Sarkam, kedua senjata api ini dapat
menembakkan peluru sampai berjarak 25 meter. “Semuanya masih bisa digunakan,”
ujarnya sambil mengangkat kedua tangan, memamerkan senjata apinya kepada kami.
Kedua senjata api ini memiliki kesamaan, berfungsi
sebagai alat senjata penakluk. Sedangkan sisi perbedaannya, dilihat dari
perannya.
Pak Sarkam menuturkan, pistol digunakan secara legal bagi orang-orang
yang memiliki jabatan atau pangkat tinggi, dan senjata revolver lebih untuk
fungsi penugasan. “Buat para ajudan,” kata pria kelahiran Kota Madiun 5 April
1967 ini.
Mengenai revoler, Pak Sarkam punya dua jenis revolver.
Yang satu buatan dalam negeri pabrikan Pindad Indonesia, dan yang satunya lagi
karya negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Ditanya soal pilihan revolver, Pak Sarkam hatinya
lebih terpaut pada revolver buatan Amerika Serikat, ketimbang buatan revolver
dari negeri sendiri, yang terasa kasar dan masih sering mengeluarkan percikan
api ketika pelatuknya di tekan.
“Mohon maaf, bukan berarti saya tidak cinta produk
dalam negeri, tapi berdasarkan pengalaman, revolver buatan Amerika jauh lebih
bagus,” ungkap pria beranak tiga ini.
Soal senjata, tak hanya itu saja yang tersedia.
Senjata yang lain, di antaranya ada model senjata laras panjang AK47 buatan
Rusia, senapan serbu SS1, juga senjata Brand MK3.
Dia menambahkan, bagi mereka yang ingin memakai
senjata, tidak sembarangan orang. Mereka yang gunakan senjata mesti memenuhi
persyaratan ketat, satu di antaranya sehat secara kejiwaan, dan punya
pengetahuan menembak secara baik.
Revolver buatan Amerika Serikat yang dimiliki Makosat Brimob Polda Kaltim (photo by budi susilo) |
Kemudian, berlanjut ada penjelasan dari Britpol Achmad
Dayan, Bintara Pelaksana Penjinak Bom, yang membeberkan berbagai perlengkapan
personel Gegana, yang punya busana pakaian seberat puluhan kilogram. “Dari
sepatu sampai helmnya seberat 32 Kg,” katanya.
Dayan yang sudah delapan tahun tinggal di Balikpapan
ini menjelaskan, ada empat unsur bom. Yakni bahan peledak yang memiliki
kandungan kimia, radio aktif, dan bahan peledak yang ada pemicunya, penunda,
dan ada kekuatannya.
Selain itu, ada juga jenis-jenis bom, yakni bom yang
dilontarkan dan bom proyektil yang ditembakan, serta ditanam dalam tanah (bom
ranjau). “Bom bisa dikatakan bila bom yang bisa kita lihat, maka bom akan
melihat kita,” ujarnya.
Singkat cerita, jelang jam dua belas siang lebih,
pertemuan pun selesai. Acara pun kemudian ditutup dengan kegiatan makan siang
bersama-sama, dan usai ini kami pun kembali lagi pulang ke kantor Tribun Timur.
( )
buset, seru juga ya bisa lihat pistol asli secara langsung gitu :)
BalasHapusBegitulah sob, seru buangets noh :D
BalasHapus