MENGINJAK BUMI KALIMANTAN TIMUR
Menginjak
Bumi Kalimantan Timur
MATAHARI belum juga nongol,
hari masih gelap gulita, tapi saya melangkahkan diri ke Bandar Udara Soekarno
Hatta Tangerang Banten. Waktu itu bertepatan subuh, saya harus cepat-cepat check in ke bandara.
Supaya saya pun tidak
tertinggal pesawat terbang jurusan ke Balikpapan Kalimantan Timur pada Kamis 4
Desember 2014.
Beruntung, ketika keluar
dari rumah, dalam hitungan tak sampai 20 menit, saya pun langsung memperoleh
tumpangan mobil taxi menuju bandara. “Pak ke bandara ya. Setengah lima harus
bisa sampai di bandara,” pinta saya kepada supir taxi.
Beruntung, waktu itu cuaca
sangat mendukung, kondisi cuacanya cerah sumringah. Cuacanya tidak mendung, tak
ada angin kencang dan guyuran air hujan sehingga aktivitas saya pun lancar.
Sungai Sangata berwarna coklat yang melintasi Desa Teluk Lingga, Kecamatan Sangata Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis 4 Desember 2014. (photo by budi susilo) |
Buat saya pribadi, perjalanan menuju ke Balikpapan Kalimantan Timur merupakan pengalaman perdana. Ini baru pertama kali dalam seumur hidup saya. Jadi saya pun seolah merasakan kegembiraan yang dahsyat.
Sebelum tiba di Borneo
Island, diri saya sudah merasa tak sabaran untuk menginjak tanah Kalimantan.
Pikiran saya membayangkan bagaimana itu sungai-sungai yang dimiliki Kalimantan,
bagaimana situasi hutan rindangnya, dan juga orang-orang yang menempatinya.
Waktu tiba di bandara saya
melewati proses prosedural di Bandara Soekarno Hatta, dengan hasil sukses. Saya
merasakan tak ada kendala yang menghambat, aman dan lancar ketika melewati
penjagaan ketat para petugas Angkasa Pura.
Rimbunan di perkampungan Teluk Lingga, Gang Campur Sari, Kabupaten Kutai Timur, provinsi Kalimantan Timur pada Jumat 5 Desember 2014. (photo by budi susilo) |
Setelah menunggu hampir satu
jam, pesawat Sriwijaya Air yang saya tumpangi pun terbang pada jam 6 lewat 15
menit waktu Indonesia Barat.
Pesawat yang saya tumpangi
terbang dengan anggun. Pasalnya, awan pada saat itu cerah sehingga pesawat
terbang dengan mulus, tanpa ada getaran menegangkan.
Waktu tempuh perjalanan
sekitar tiga jam. Menginjak tanah Balikpapan Kalimantan Timur atau tiba di
Bandara Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, pada jam 9 lewat sebelas,
waktu Indonesia Barat.
Dari atas daratan, sebelum
pesawat mendarat, saya sempat saksikan eloknya alam Kalimantan. Sungainya yang
berkelok-kelok, tampak serupa ular melata. Begitu pun ada juga kawasan hijau
sedang diubah menjadi pemukiman penduduk.
Waktu berada di Bandara
Sepinggan, decak kagum saya pun keluar, saya terkesima dengan suasana bandara
ini. Tempatnya luas, lengkap fasilitas, dan berpenampilan bagus, sepertinya
belum lama bangunan bandara ini disulap ciamik.
Di ruang tunggu barang
bagasi, bandara ini didesain alam lestari. Ada sebuah taman mini yang
menggambarkan hutan belantara Kalimantan. Nah, bagi siapa saja yang memandangi
taman ini, seolah sedang berada di tengah-tengah hutan.
Waktu itu, pagi jelang
siang, jumlah penumpang di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman tidaklah
seramai dengan yang ada di Bandara Soekarno Hatta, jadi saya pun bisa leluasa
berjalan menikmati dan memandangi interior bandara. ( )
Indahnya bumi kalimantan :)
BalasHapusIya, sob. Begitulah. :D
BalasHapus