SITU BABAKAN JAKARTA SELATAN

Wisata Meriah Di Perbatasan Jakarta


SUDAH hampir satu jam lebih, perjalanan sepeda motor yang saya tunggangi dari Kota Tangerang menggelinding menuju ke daerah Situ Babakan Jakarta Selatan, pada Minggu 31 Agustus 2014 sore. 

Singkat cerita, setibanya di pintu masuk lokasi wisata kota ini, beberapa pria berumur tua menjegatnya. Dengan berpakaian khas betawi warna hitam, satu di antara pria tersebut menyodorkan kertas kecil berwarna biru.

“Buat yang bawa motor ada retribusi masuk. Bayar dua ribu saja,” tuturnya yang kala itu ia juga mengenakan kopiah hitam ala mantan presiden Republik Indonesia, Soekarno.   

Penarikan uang dua ribu terbilang murah. Sebab dengan nominal uang ini, sudah termasuk biaya parkir motor. Bagi pengunjung yang telah membayar bisa bebas parkir di dalam kompleks Situ Babakan.

Mengingat hari minggu, yang notabene sebagai hari libur, Situ Babakan diramaikan oleh orang-orang dari berbagai penjuru daerah. Situ ini sangat beda dengan situ yang lain. 

Angin sore yang bertiup semilir di Situ Babakan memberikan suasana yang damai. Nikmat sekali duduk bersantai sambil memandangi hamparan air Situ Babakan, sambil juga menyeruput minuman es kelapa muda. 

Pesona alam Situ Babakan Jakarta Selatan pada Minggu 31 Agustus 2014 (photo by budi susilo)

Sore itu, Situ Babakan memang dikunjungi banyak orang, dan pengunjung didominasi dari kaula muda, yang menjadikan Situ Babakan sebagai media tongkrongan yang asik, lokasi yang strategis, dan murah meriah.

Situ Babakan atau danau Babakan beralamat di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, yang dekat, berbatasan dengan Kota Depok. Tempat ini sangat populer dengan sebutan kampung budaya betawi. 

Tidak heran, disini pun berdiri bangunan-bangunan khas Betawi, dan sering menggelar pertunjukan-pertunjukan pentas seni ala Betawi, antara lain seni tari, lenong, dan pembuatan seni desain batik Betawi.

Saya sempat menyempatkan diri ke rumah-rumah khas Betawi. Biasanya disebut dengan rumah Betawi Kebaya atau Bapang dan rumah Joglo. Dan tidak hanya saya sendiri, ternyata banyak juga pengunjung yang datang sekedar untuk melihat-lihat, atau berphoto ria.

Rumah khas Betawi di Situ Babakan pada Minggu 31 Agustus 2014 (photo by khalid nurdin)
Secara sejarah, Situ Babakan masuk ke dalam golongan danau buatan, yang memiliki area 30 hektar dengan kedalaman air sampai lima meter. Sumber airnya berasal dari sungai Ciliwung.[1]
 
Daya tarik lain, di situ ini ada penyediaan jasa wisata air berupa perahu naga dan sepeda bebek air. Soal kenyamanan dan keselamatan, armada wisata ini dapat dijamin pelayanannya.

Contohnya, pemakai Perahu Naga dilengkapi dengan rompi pelampung. Sehingga bila mengalami kecelakaan, maka pemakai perahu akan tetap aman, tidak akan tenggelam di danau.

Lagi pula, arus air di Situ Babakan pun tidak berombak bak pantai Pelabuhan Ratu. Bila cuaca sedang bersahabat, kondisi arus air Situ Babakan terbilang merayap, arusnya tak berjalan cepat. Gelombang-gelombang airnya tidak menantang, berkesan damai tentram.

Perahu Naga yang ada di Situ Babakan Jakarta Selatan pada Minggu 31 Agustus 2014 (photo by budi susilo)
Setiap pinggir jalan Situ Babakan, berjejer kios-kios jajajan, dari yang berukuran kecil sampai yang besar pun tersedia. Para pedagangnya hampir tak bisa dihitung dengan jari, jumlahnya sangat banyak, seimbang dengan jumlah pengunjungnya.

Semua pedagangnya mengelilingi Situ Babakan. Jadi kemana pun kita, selama berada di areal Situ Babakan, akan sangat mudah menemukan lokasi jajanan, kita tak perlu lagi keluar areal situ, atau harus berbekal makanan minuman dari rumah. 

Sangat beruntung dengan menjamurnya para pedagang di Situ Babakan, sehingga konsumen diuntungkan dengan banyak pilihan jajanan, dan menandakan roda ekonomi masyarakat berputar lancar.

Banyak macam yang dijajakan, dimulai dari panganan gorengan, nasi sayur, kerak telor, mie ayam bakso, ketoprak, es kelapa, es buah, hingga pernak-pernik kerajinan dan fashion yang berbau budaya Betawi tersaji dengan harga yang bersaing. 

Tempat makannya pun beraneka ragam, ada yang pakai konsep bangku meja dan pakai sistem lesehan dengan beralaskan terpal plastik. 

Yang pasti, para pedagang menyediakan tempat sajian tongkrongan yang asik, karena posisinya persis di pinggir situ, sehingga mendapat pemandangan hamparan air situ.

Saya sendiri waktu itu mencoba mencicipi jajanan ketoprak pedas. Soal cita rasa ketoprak di Situ Babakan hampir mirip dengan rasa ketoprak pada umumnya, yang biasa mangkal di trotar jalan atau di perempatan jalan perkampungan penduduk. 

Permainan sepeda air bebek di Situ Babakan pada Minggu 31 Agustus 2014 (photo by budi susilo)
Namun, yang berbeda itu soal harganya. Di Situ Babakan harga ketoprak agak lebih mahal. Aneh juga, padahal di priode Agustus 2014 ini belum ada kebijakan resmi dari pemerintah soal menaikan harga Bahan Bakar Minyak.  

Biasanya, makanan dari pedagang ketoprak yang mangkal di pinggir-pinggir jalan dibandrol dengan harga Rp 8 ribu, tetapi di Situ Babakan harga ketopraknya bernilai Rp 10 ribu per piring, dan harga ini belum termasuk air minum.

Mungkin pedagang ketoprak di Situ Babakan dikenai retribusi oleh pengelola situ, sehingga harganya pun lebih melangit dari harga umumnya, konsumen terkena imbas tambahan biaya retribusi.  

Nah kemudian, hal rumit lain pada saat jelang maghrib, Situ Babakan akan segera ditutup oleh pengelola. Mirip di Kebun Binatang Ragunan, bila sudah malam, tak boleh lagi di akses oleh masyarakat umum (pengunjung).

Kalau sudah tiba waktunya jam tutup, maka jalur komplek situ bakalan macet padat oleh pengendara kendaraan bermotor. Paling terbanyak tumpukan kemacetan adalah jenis kendaraan sepeda motor.

Kala itu, persis jam enam sore, para pengunjung situ berjejalan karena bersama-sama keluar dari area Situ Babakan. Akhirnya kemacetan pun tak terhindarkan. 

Mereka para pejalan kaki pun agak kesulitan bila ingin keluar, sebab harus berebutan dengan pengguna kendaraan bermotor. 

Ya inilah, cerita singkat geliat wisata kota di Situ Babakan Jakarta Selatan yang mampu mewariskan banyak kesan-kesan bagi para pengunjungnya. Semoga di lain kesempatan dapat mengulangi kunjungan, supaya bisa menikmati alam danaunya yang permai. ( )



    


[1] Wikipedia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I