ORANG YANG BERBAHAGIA
Orang Yang Berbahagia
MANUSIA mesti
menyadari semua aktivitas ibadahnya. Bukan sekedar beribadah. Ibadahnya harus
punya nilai, dan idealnya membekas dalam kehidupan sehari-hari agar peroleh
kebaikan dunia dan akhirat.
“Kita harus tahu apa
itu manfaat sholat, zikir, zakat. Kalau tidak tahu manfaatnya maka ibadah yang
kita lakukan terasa tidak nikmat,” ujar Ustad Imron Rosyadi dalam kutbah jumat
di Masjid Al Muhajirin, Jalan Swadaya Raya Kelurahan Larangan Indah, Kota
Tangerang Banten pada Jumat 5 September 2014.
Agama yang diakui
oleh negara, dan dipeluk oleh warga negaranya sebaiknya jangan hanya sebatas sebatas
identitas penduduk. Dan bila agama hanya dijadikan identitas semata, maka tidak
akan membawa manfaat bagi pemeluknya.
Umat muslim yang
memeluk agama Islam, wajib menjalankan perintah dan larangan yang diatur oleh
Allah.“Bila kita mengetahui, mengimani Islam merupakan agama yang benar,
berarti mendapat hidayah dari Allah,” ujarnya.
Kenikmatan dari
Allah, yang diberikan oleh kaum muslim sebenarnya bukan sebatas mendapat harta
atau peroleh sebuah jabatan. Kata Imron, kenikmatan yang dahsyat dari Allah
ialah gemar beribadah, kapan pun dan dimana pun.[1]
Wanita berhijab tampil anggun (sketsa by budi susilo) |
“Ringan untuk
beribadah berarti kita dapat hidayah dari Allah. Pada dasarnya, ada sebagian
orang yang tidak memperoleh kenikmatan beribadah. Namun ada juga orang yang menikmati
ibadah. Berarti ini orang yang dapat hidayah,” tuturnya.
Menurutnya, orang
yang malas untuk berbiadah hidupnya seakan menderita. Dadanya serasa sempit,
sesak, persoalan hidupnya tidak ada jalan keluar, sulit menemui solusi yang
tepat dan cepat. “Hidupnya berada di jalan yang buntu,” kata Imron.
Kemudian, bila ada
orang yang setengah hati menunaikan ibadah kepada Allah dijamin hatinya tidak
akan bergembira. Ibadah yang dilakukan sia-sia, tak berfaedah, hatinya pun
selalu murung menderita.
Ironis, masih ada
beberapa orang yang menilai kebahagiaan itu diukur dari nilai-nilai materi,
memiliki wanita yang cantik seksi, punya status sosial tinggi dan jabatan karir
yang bergengsi.
“Padahal tolak ukur
kebahagiaan yang sebenarnya adalah dapat menikmati ibadah kepada Allah. Maka
peluklah agama Allah, dengan secara sungguh-sungguh dan menyeluruh,” ujarnya. ( )
[1] Quran surat Ali Imran ayat 51, “Sesungguhnya
Allah, Rabb ku, Rabb kalian, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang
lurus.”
Komentar
Posting Komentar