MEDIA SOSIAL SEPERTI PISAU
Media Sosial Seperti Pisau
ABAD kini manusia
memeluk erat media sosial. Utamanya kaum muda, sehari-hari tidak pernah puasa
dari konsumsi jejaring sosial seperti bermain facebook, twitter, path, blog, dan
media sosial jenis lainnya.
Sebagian besar pemuda
sudah terperangkap pada keranjang media sosial. Berkomunikasi tidak semata
berjumpa langsung, sekarang sudah sangat praktis melalui media sosial, yang jauh menjadi dekat,
dan yang dekat seakan seperti jauh karena telah dibatasi media sosial.
Fenomena media sosial
selalu ramai diperbincangkan. Contoh diantaranya, melalui media sosial, ada
orang yang beruntung bisa mendadak jadi selebritis, atau juga barang dagangan yang dimiliki seorang pengusaha bisa dengan mudahnya laris manis tanjung kimpul.
Sebaliknya, ada juga orang
yang buntung gara-gara menggunakan media sosial. Diantaranya tipe-tipe seperti
ini adalah orang-orang yang sering menumpahkan kemarahan lewat media sosial
tanpa fakta dan data.
Baru-baru ini, ada
pembuktian kalau media sosial itu ternyata bisa memberi bencana bagi
penggunanya sendiri. Alasannya, si
pengguna tidak bijak memakai media sosial.
(sketsa by budi susilo) |
Saking bebasnya
menggunakan media sosial, kebebasannya tidak terkendali, pengguna seakan hilang
kesadaran, rasa kebebasannya melebihi batas. Akibatnya, membawa derita sendiri
bagi si pengguna.
Contohnya kejadian yang ada di Kota Yogyakarta
dan di Kota Bandung, ramai dengan berita hangat dari pengguna media sosial yang
dianggap sangat kebablasan. Pengguna media sosial dianggap hilang kendali,
mencaci-maki yang bernadakan fitnah, merugikan banyak orang.
Itulah media sosial,
seperti pisau. Jika pisau di tangan koki maka akan bermanfaat, digunakan untuk
perlatan masak, akan sangat bermanfaat.
Tetapi sebaliknya,
bila pisau ada di tangan seorang kriminal, maka pisaunya akan dipakai untuk
merampok dan membunuh orang. Jari mu adalah harimau mu. Yuk, bijaklah
menggunakan media sosial. ( )
Komentar
Posting Komentar