STASIUN KERETA API LEMPUYUNGAN
Puas Walau Tampil Sederhana
BECAK roda tiga yang
dikayuh seorang pria berumur setengah baya mengantarkan saya waktu itu, ke
stasiun kereta api Lempuyungan Kota Yogyakarta, pada Minggu 1 Desember 2013
lalu, dari daerah Bringharjo.
Diberhentikan, persis
di depan stasiun Lempuyungan, becak khas Yogyakarta itu memang paling asik
dipakai buat transportasi di kota pelajar[1],
walau agak was was kalau nanti
keserempet kendaraan bermotor.
Suasana stasiun saat
itu terbilang ramai. Terlihat, banyak orang-orang berpergian ke luar kota
memakai kereta api. Pedagang kaki lima pun banyak yang menggelar barang
dagangan, jajanan khas Jawa.
Stasiun Lempuyangan
Yogyakarta tidak pernah sepi, dari pagi sampai pagi buta lagi, selalu
menggeliat. Dari orang yang ‘mencari’ uang hingga ‘membuang’ uang, bercampur
baur, tumplek blek disini.
Berdasarkan catatan
sejarah, stasiun kereta api ini dihadirkan ke masyarakat pada 2 Maret 1872, yang
berdiri di alamat Kecamatan Gondokusuman, Kelurahan Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Sampai sekarang,
kondisi stasiun kereta ini berstatus ideal, masih dapat digunakan, tak minim
fasilitas. Pastinya pengguna jasa transportasi ular besi akan terpuaskan meski suguhannya
hanya sederhana saja. ( )
Stasiun kereta api Lempuyungan Kota Yogyakarta, Minggu 1 Desember 2013 (photo by budi susilo) |
Stasiun kereta api Lempuyungan Kota Yogyakarta, Minggu 1 Desember 2013 (photo by budi susilo) |
Stasiun kereta api Lempuyungan Kota Yogyakarta, Minggu 1 Desember 2013 (photo by budi susilo) |
Komentar
Posting Komentar