PRESIDEN BARU INDONESIA

Presiden Baru Indonesia


SEBENTAR lagi, republik Indonesia akan punya presiden baru. Wajahnya baru, tampilan busananya pun bergaya baru. Pokonya, semuanya serba baru, termasuk dalam golongan partai politiknya. 

Presiden terpilih tahun 2014 ini akan sangat beda dengan presiden selama ini yang berbadan tegap besar, dengan muka rada-rada berwibawa karena latarbelakangnya dari seorang militer yang telah makan asam garam.

Sebentar lagi, nusantara akan memiliki presiden baru yang hari-harinya tentu jarang menggunakan peci hitam bak presiden Soekarno, yang dengan bangganya sosok yang satu ini dahulunya menjadikan peci sebagai identitas kebangsaan.

Presiden baru ini dipilih rakyat lewat pemilihan umum untuk melakukan perubahan bangsa. Ada segudang pekerjaan rumah yang dimiliki negara Indonesia, yang wajib segera dituntaskan, jangan lagi ditunda-tunda. 

Pekerjaan rumah yang belum tertangani, antara lain belum optimalnya pemanfaatan kekayaan maritim, masih borosnya penggunaan anggaran negara, dan jangkitan penyakit korupsi yang menggerogoti di tiap lini birokrasi. 

Sebuah baliho kampanye pasangan calon presiden kubu Jokowi-Jk terbentang di sekitaran bangunan yang belum kelar dan di antara tumpukan sampah-sampah rumah tangga di kawasan Jakarta Barat pada Sabtu 21 Juni 2014 (Photo by budi susilo)
 
Rakyat dari Sabang sampai Merauke berharap banyak pada presiden yang baru nanti. Harapan besar yang diinginkan rakyat tidak jauh berbeda dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang inti bunyinya “sejahterah adil sentosa”.

Harapan kepada presiden yang baru terpilih, sebaiknya sepak terjangnya harus sesuai masa-masa kampanye dahulu. Jangan hanya jago di slogan semata. Slogan “jelas kerjanya dan jelas kemampuannya”, harus benar-benar membumi di negeri ini.

Jangan mengaku jelas kerjanya, kalau pembangunan negara tidak mengalami progres, hanya jalan ditempat, tidak ada perubahan dengan periode yang sebelumnya. 

Jangan mengaku jelas kemampuannya, kalau pembenahan negara belum ada hasilnya, masih tetap kotor, selalu karut-marut mirip benang kusut, kemajuannya semakin susut.

Rakyat berdoa, melalui presiden baru, Indonesia dapat ditata ke arah iklim yang lebih kaya, beradab, dan terhormat. Bersama rakyatnya, presiden baru diharapkan mampu bekerja membenahi republik tercinta ini dengan tulus. 

Rangkul semua rakyat yang ketika masa kampanye pemilihan umum bersebrangan politik. Rakyat percaya, jika presiden yang baru nanti, juga mampu menggelorakan rasa persatuan seluruh rakyat Indonesia.   

Karena itu, presiden yang baru nanti, harapannya bisa senafas dan sejiwa dengan nurani rakyat, serta tetap gemar blusukan ke seluruh lapisan masyarakat. 

Jika tidak menerapkan prinsip ini, maka bisa saja negara ini akan mengalami kiamat, seperti sejarah yang dimiliki negara Yugoslavia. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I