PRESIDEN BARU INDONESIA
Presiden Baru Indonesia
SEBENTAR lagi,
republik Indonesia akan punya presiden baru. Wajahnya baru, tampilan busananya
pun bergaya baru. Pokonya, semuanya serba baru, termasuk dalam golongan partai
politiknya.
Presiden terpilih
tahun 2014 ini akan sangat beda dengan presiden selama ini yang berbadan tegap
besar, dengan muka rada-rada berwibawa karena latarbelakangnya dari seorang
militer yang telah makan asam garam.
Sebentar lagi,
nusantara akan memiliki presiden baru yang hari-harinya tentu jarang menggunakan
peci hitam bak presiden Soekarno, yang dengan bangganya sosok yang satu ini dahulunya
menjadikan peci sebagai identitas kebangsaan.
Presiden baru ini
dipilih rakyat lewat pemilihan umum untuk melakukan perubahan bangsa. Ada
segudang pekerjaan rumah yang dimiliki negara Indonesia, yang wajib segera
dituntaskan, jangan lagi ditunda-tunda.
Pekerjaan rumah yang
belum tertangani, antara lain belum optimalnya pemanfaatan kekayaan maritim,
masih borosnya penggunaan anggaran negara, dan jangkitan penyakit korupsi yang
menggerogoti di tiap lini birokrasi.
Rakyat dari Sabang
sampai Merauke berharap banyak pada presiden yang baru nanti. Harapan besar yang
diinginkan rakyat tidak jauh berbeda dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan
Indonesia, yang inti bunyinya “sejahterah adil sentosa”.
Harapan kepada
presiden yang baru terpilih, sebaiknya sepak terjangnya harus sesuai masa-masa
kampanye dahulu. Jangan hanya jago di slogan semata. Slogan “jelas kerjanya dan
jelas kemampuannya”, harus benar-benar membumi di negeri ini.
Jangan mengaku jelas
kerjanya, kalau pembangunan negara tidak mengalami progres, hanya jalan ditempat, tidak
ada perubahan dengan periode yang sebelumnya.
Jangan mengaku jelas
kemampuannya, kalau pembenahan negara belum ada hasilnya, masih tetap kotor,
selalu karut-marut mirip benang kusut, kemajuannya semakin susut.
Rakyat berdoa,
melalui presiden baru, Indonesia dapat ditata ke arah iklim yang lebih kaya,
beradab, dan terhormat. Bersama rakyatnya, presiden baru diharapkan mampu
bekerja membenahi republik tercinta ini dengan tulus.
Rangkul semua rakyat
yang ketika masa kampanye pemilihan umum bersebrangan politik. Rakyat percaya,
jika presiden yang baru nanti, juga mampu menggelorakan rasa persatuan seluruh
rakyat Indonesia.
Karena itu, presiden
yang baru nanti, harapannya bisa senafas dan sejiwa dengan nurani rakyat, serta
tetap gemar blusukan ke seluruh
lapisan masyarakat.
Jika tidak menerapkan prinsip ini, maka bisa saja negara
ini akan mengalami kiamat, seperti sejarah yang dimiliki negara Yugoslavia. ( )
Komentar
Posting Komentar