HIDUP SEDERHANA TANPA MUBAZIR

Hidup Sederhana Tanpa Mubazir

ALANGKAH baiknya rutinitas di bulan ramadhan tetap dilaksanakan di luar bulan-bulan ramadhan. Kegiatan ibadah seperti sholat, sedekah, puasa, membaca Quran, harus tetap terus dilangsungkan dengan istiqomah di luar bulan ramadhan.

Imbauan inilah yang terlontar dari seorang Ustad Ahmad Sujai, saat memberikan kotbah jumat di Masjid Jami Riyadhus Sholihin, Jalan H Najih, Kreo Selatan, Kecamatan Larangan Kota Tangerang, Banten pada 8 Agustus 2014.

Belum lama puasa ramadhan berakhir, namun kemeriahan Idul Fitri masih terasa. Libur lebaran dimanfaatkan warga masyarakat Indonesia untuk bertemu sapa, mengikat tali silaturahmi dengan menggelar open house (halal bihalal) secara sederhana, mengundang sanak saudara, teman kerja, dan para sahabat. 

“Budaya yang baik, yang hidup di tengah masyarakat. Yang penting jangan sampai berlebih, sampai pesta pora lupa segalanya. Jangan sampai mubazir harus hutang menggadaikan harta untuk menggelar open house,” katanya.

Sebab ungkapnya, barang siapa yang sudah bertindak mubazir dan boros maka itu sudah masuk ke dalam golongan syetan. “Allah sangan membenci pada tindakan mubazir,” ujarnya.

Menjaga kebersihan lingkungan juga bagian dari ibadah (photo by budi susilo)

Inti dari open house ialah mengembalikan tali erat silaturahmi yang selama ini renggang atau telah terputus untuk kembali bersatu dalam kebersamaan dan bernuansa kekeluargaan. 

Selama ini yang sibuk dengan karir, jarang tegur sapa, maka momen lebaran dimanfaatkan untuk bersilaturahmi demi melenyapkan egoisme yang menyelimuti di setiap muslim.

Open House bukan sekedar makan-makannya saja, tapi dibaliknya ada jabat tangan, yang bisa memperkuat ukuwah islamiyah,” tegasnya.

Manusia ada yang tidak terlepas dari perbuatan dosa. Manusia kadang ada yang bertindak dosa hingga merugikan manusia lainnya. Lewat lebaran, dapat dijadikan momen untuk saling memaafkan. 

Mungkin bila manusia ada kesalahan pada Allah, maka dapat langsung bertobat dan memohon ampun pada Allah. Namun ketika manusia ada salah dengan manusia, maka dianjurkan untuk meminta maaf pada manusia yang dizhaliminya itu.     

Menurutnya, ramadhan yang telah dilewati menjadi media pembelajaran yang berguna bagi umat muslim. Sebab ramadhan adalah bulannya tarbiyah, atau pendidikan. 

“Mengajarkan hidup sederhana, menahan hawa nafsu, dan menyadari untuk mematuhi segala syariat yang telah ditetapkan oleh Allah, menjalankan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya,” katanya.

Ia menambahkan, manusia yang beruntung ialah manusia yang mau beribadah pada Allah. Seperti di singgung dalam Quran surat Al Asr, “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.”   

Semoga, tambahnya, kita semua masuk ke dalam golongan orang-orang yang beriman dan bertakwa agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, dan selalu selamat di dunia dan kehidupan akhirat kelak. ( )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I