GELIAT KOTA TUA JAKARTA 14

Berpuluh Tahun Sariwan Ngojeg Sepeda  


KULIT tubuhnya sudah mulai berkeriput karena di makan usia. Warna kulit tubuhnya agak menghitam sebab setiap harinya tertepa terik sinar matahari. Ukuran betis kakinya pun, tampak kuat perkasa bak atlit angkat besi. 

Inilah, Pak Sariwan, yang sejak tahun 1970 hingga sekarang tahun 2014 ini, masih setia menjalani pekerjaan sebagai tukang Ojeg Sepeda Kayuh di kawasan Kota Tua, Jakarta.  

Sebenarnya, mereka yang melakoni kerja sebagai Ojeg Sepeda Kota Tua bukan Pak Sariwan saja. Masih ada banyak jumlahnya, ada sekitaran puluhan orang, yang semuanya di dominasi para kaum lelaki, tak ada satu pun dari kaum perempuan.

“Saya ini orang perantau. Bukan asli dari Jakarta. Saya datang dari Pemalang Jawa Tengah. Merantau ke Jakarta mencari nafkah saja, jadi Ojeg Sepeda,” ungkap Sariwan kepada Saya pada Sabtu, 21 Juni 2014 pagi, di Jalan Maritim, Pelabuhan Sunda Kelapa, Kota Tua Jakarta.

Kala itu, tuturnya, kondisi Kota Tua masih belum ramai seperti sekarang. Dahulu lahan masih banyak yang kosong, sekarang sudah padat oleh pemukiman penduduk. 

Pak Sariwan bergaya ala anak muda ketika di depan kamera pada Sabtu 21 Juni 2014 lalu (photo by budisusilo)

Ia menginjakan ke Jakarta pada tahun 1970, dan langsung terjun ke dunia kerja penyedia jasa transportasi publik, Ojeg Sepeda. Selama menjadi tukang Ojeg Sepeda di Kota Tua, ada suka dan duka yang mewarnai kehidupan sehari-harinya.

Bila sedang ada rezeki bertemu dengan wisatawan dari luar negeri. Mengantar jalan-jalan pakai sepeda keliling kawasan Kota Tua Jakarta, ke museum, ke bangunan tua, dan lokasi pemukiman penduduk di masa silam. 

Mengenal warga negara asing jadi kebanggan dirinya, karena dirinya dapat berkesempatan mempromosikan wisata Kota Tua Jakarta kepada turis asing agar nantinya, banyak wisatawan yang akan datang berkunjung ke Kota Tua.

“Kalau Kota Tua ramai wisatawan, saya dan teman-teman yang lain pasti akan dapat rezeki, tidak sepi sewa. Akan banyak yang pakai jasa Ojeg Sepeda,” tutur pria yang memiliki satu istri di Pemalang, Jawa Tengah ini.

Duka dia menjadi tukang Ojeg Sepeda kalau cuaca sedang tidak bersahabat. Jika seharian Jakarta hujan deras, maka para pengguna jasa Ojeg Sepeda akan sepi. Terpaksa, kalau hujan tak henti-henti mengguyur bumi Jakarta, maka Pak Sariwan hanya bisa gigit jari.

Menurutnya, program revitalisasi Kota Tua Jakarta penting untuk dilakukan dengan segera, tanpa berlama-lama. Katanya, secara pribadi sangat setuju bila Kota Tua di revitalisasi. 

Maksudnya, pembenahan Kota Tua menjadi lokasi wisata bertaraf international akan mampu menggerakan perekonomian rakyat, seperti di antaranya ekonomi para pedagang kecil, tukang Ojeg Sepeda, tukang parkir, dan para seniman di Kota Tua. 

“Kalau Kota Tua semakin nyaman, aman, dan banyak yang datang kesini, saya pasti dapat banyak penumpang. Saya setuju-setuju saja, yang penting masyarakat seperti saya nantinya tetap dapat tempat kalau Kota Tua sudah di tata bagus,” katanya. ( )
    

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I