AL GAZHALI BERTANYA
Al Gazhali Bertanya
FILUSUF muslim Al
Gazhali pernah memberikan beberapa pertanyaan kepada murid-muridnya. Pertanyaan
yang dilontarkan oleh Al Gazhali tersebut sangat berkaitan erat dengan hakikat
kehidupan.
Cerita inilah yang
mengemuka dalam kutbah jumat di Masjid Al Muhajirin pada Jumat 29 Agustus 2014
di Jalan Swadaya Raya, Kelurahan Larangan Indah, Kota Tangerang Banten.
Cerita itu
disampaikan oleh Ustad Imron Rosyadi. Katanya, pertanyaan awal Al Gazhali yakni
“Apa yang paling jauh dengan kalian,” tanya Al Gazhali kepada murid-muridnya.
Mendengar pertanyaan
itu, banyak murid-murid Al Gazali menjawab dengan ragam opini. Namun apa daya, semua
jawabannya kurang memuaskan. Al Gazhali pun langsung menjawabnya sendiri. “Yang
paling jauh dengan kalian adalah masa lalu.”
Maksudnya dari ini
ialah, bahwa masa lalu itu sebuah perstiwa yang telah ditinggalkan, yang
kejadiannya telah lampau, dan mustahil akan kembali lagi, hanya sebatas menjadi
bahan renungan.
“Ketika masa lalu
kita baik maka kita akan dapat cerita yang baik-baik untuk masa sekarang dan
masa mendatang, begitu juga sebaliknya kalau masa lalunya diisi dengan hal
buruk maka ceritanya pun yang buruk-buruk,” jelas Imron.
Umat muslim beribadah sholat menyembah kepada Allah Yang Maha Esa di Masjid Al Bina Komplek Stadion Glora Bung Karno Senayan Jakarta Selatan pada Kamis 28 Agustus 2014. (photo by budi susilo) |
Pertanyaan
berikutnya, Al Gazhali melontarkan “Apa yang dekat dengan kalian ?.” Setelah
mendengar hal ini, para muridnya pun memberikan jawaban yang ragam pula. Ada
yang jawab dekat dengan sahabat, dekat dengan keluarga, dan ada yang dekat
dengan gurunya.
Namun lagi-lagi,
bukan ini yang dimaksud Al Gazhali. Sesuatu yang dekat dengan kalian kata Al
Gazhali adalah kematian.[1]
Sebab kematian dekat dengan manusia. Suatu saat nanti kematian akan mendekati
manusia, siapa pun itu, tanpa terkecuali.
“Kematian itu sesuatu
yang pasti, tidak bisa ditawar-tawar, apalagi dihindari. Pasti akan datang,
mendekat ke kita semua. Kedatangan kematian tidak bisa dipastikan oleh kita,”
ujar Imron.
Selain itu, tambah
Imron, kematian itu ibarat pintu permulaan, menuju ke sebuah kehidupan yang
sesungguhnya. Kematian adalah pintu masuk ke alam akhirat, sebuah kehidupan
yang kekal abadi.
Kematian bukan akhir
dari segalanya. Tetapi kematian itu awal menuju ke kehidupan akhirat sebab
semua manusia dipastikan akan masuk ke kehidupan akhirat, dimana juga,
pengadilan Allah yang akan dilangsungkan.
“Dimanapun kalian berada sungguh kematian akan menemui
kalian walaupun engkau bersembunyi di balik dinding yang sangat tinggi lagi
kokoh.”
Menurut Imron,
seorang muslim tidak perlu takut mati apabila sudah merasa beriman dan bertakwa
kepada Allah, namun seorang muslim juga tidak perlu harus berani untuk mati.
“Orang-orang yang merasa berani mati masuk kepada golongan orang-orang yang
sombong,” katanya.
Setiap muslim
seharusnya mempersiapkan diri untuk kematian dengan cara gemar beribadah kepada
Allah. “Orang hebat, orang cerdas menyambut kematian dengan cara beriman dan
bertakwa,” tutur Imron.
Selanjutnya
pertanyaan yang lain mengenai, “Apa yang paling berat buat kalian.” Semua murid
Al Gazhali merespon dengan pendapat-pendapat yang ragam. Ada yang menjawab,
berat karena harta, anak, jabatan.
Ternyata yang
dimaksud bukan ini. Kata Al Gazhali, hal yang paling berat buat kalian adalah
amanah.[2]
Banyak manusia yang lupa ketika diberikan sebuah amanah atau tanggungjawab.
Diberikan amanah namun tak dilaksanakan dengan baik.[3]
Mengacu pada kisah
nabi Sulaiman yang memiliki kelebihan yang sangat luar biasa. Kelebihan ini
diberikan oleh Allah berupa harta benda yang menggunung, tahta sebagai raja,
tetapi nabi Sulaiman menganggap semua yang dimilikinya hanyalah titipan atau
amanah dari Allah.
“Ketika ada kekayaan
disana maka ada amanah Allah. Juga ketika kita punya istri, anak, dan jabatan,
juga bagian amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Kemudian pertanyaan lainnya,
“Apa yang paling ringan buat kalian?.” Dan Al Gazhali pun memberi jawaban yang
tepat, hal yang paling ringan adalah meninggalkan ibadah sholat.
Kini, gejala
meninggalkan perintah sholat terbukti masih ada. “Di akhirat nanti, perintah
sholat akan menjadi pertanyaan yang pertama kali. Allah akan bertanya apakah
kamu sholat selama hidup di dunia,” tuturnya.
Semestinya sholat
itu, harus menjadi sebuah kebutuhan manusia. Bukan sebaliknya, sholat hanya
sebatas penggugur dari sebuah kewajiban hukum agama.
Sholat jadi tiang agama
yang fungsinya menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. “Kita harus
jaga sholat kita, meski waktu yang kita miliki sangat sempit,” ujar Imron.
Kemudian pertanyaan
yang terakhir Al Gazhali, “Apa yang paling besar dari kalian?” Dan singkat
cerita, karena para muridnya tak dapat menjawab dengan tepat maka Al Gazhali
pun memberi jawaban, “hal yang paling besar dari kalian yakni hawa nafsu.”
Manusia tidak pernah
terlepas dari hawa nafsu, setiap harinya manusia diselimuti hawa nafsu. Tidak
seperti malaikat yang tak memiliki nafsu, manusia secara alamiah memiliki hawa
nafsu. Karena itu, perlu dikendalikan agar nafsunya tidak membawa keburukan.[4]
“Sekarang ada
beberapa pejabat yang terjerat korupsi, sudah banyak yang dipenjara karena
tidak bisa menahan nafsunya yang besar,” ungkapnya.
Dahulu, ungkap Imron,
nabi Muhammad mengingatkan kepada kaum muslim usai melakukan perang badar.
Bahwasanya, perang badar hanyalah jihad yang kecil sebab perjuangan yang besar
kata nabi adalah jihad melawan hawa nafsu.
“Marilah nafsu yang
kita miliki, kita manfaatkan untuk beribadah kepada Allah saja. Supaya hidup
kita di dunia dan di akhirat nanti tetap selamat,” tuturnya. ( )
[1] Al Quran surat Ali Imran ayat 185: “Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
[2] Al Quran surat an Nisaa ayat 58: “Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya...”
[3] Al Quran surat al Ahzab ayat 72: “Sesungguhnya
kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka kuatir akan mengkhianatinya
dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim
dan amat bodoh.”
[4] Al Quran surat An Nazia’at ayat 40 sampai 41: “Dan ada pun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggal(nya).”
Komentar
Posting Komentar