SUSAH SENANG ADALAH UJIAN
Susah Senang Adalah Ujian
BAGI mereka-mereka yang sedang diuji
oleh Allah SWT bukan saja orang-orang yang sedang terkena musibah
atau bencana. Tetapi kesenangan yang sedang dirasakan oleh manusia juga
bagian dari bentuk ujian, yang sumbernya datang dari Allah SWT.
Itulah pesan yang disampaikan langsung
oleh Ustad Abdulloh Komarudin, saat kutbah jumat di Masjid Nurul
Badar, Jalan Pasar Minggu Kelurahan Pejaten Barat, Jakarta Selatan,
pada Jumat 25 April 2014 lalu.
“Kalau kita sedang memperoleh
kenikmatan jangan kita kufuri. Seharusnya kita syukuri atas semua
nikmat yang datang dari Allah,” ujarnya kepada semua jamaah jumat
kala itu.
Bagaimana cara untuk mensyukuri nikmat
dari Allah SWT. Yup, secara tegas Abdulloh mengungkapkan, cara
yang paling tepat mensyukuri nikmat dari Allah adalah bersikap takwa.
“Selalu taat, tunduk, patuh kepada Allah SWT,” tegasnya.
(sketsa by budi susilo) |
Menurutnya, manusia yang selalu tunduk
kepada Allah, menjalankan perintah dan menjauhi semua larangannya
pasti hidup akan berkah. Kesenangan yang diperolehnya tak akan
sia-sia, punya manfaat yang besar bagi dirinya dan orang lain.
Nah, tambah Abdulloh, manusia
tidak pernah terlepas dari hasrat dengki. Padahal manusia yang dengki
sama saja sedang menjemput pada kehancuran. “Orang yang dengki
biasanya tidak memahami akan perbedaan,” tuturnya.
Seperti termaktub dalam Quran An Nisa
ayat 32, "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang di
karuniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang
lain. (karena) bagi seorang laki-laki ada bagian daripada apa yang
mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah yang maha mengetahui
segala sesuatu.”
Sebenarnya tiap
manusia punya kesempatan dalam meraih apa yang akan diinginkannya.
Dan saat manusia tersebut sedang dalam kondisi memiliki sesuatu yang
lebih, sebaiknya harus juga mau memberi dan berbagi.
“Mereka yang
berkondisi kenyang, tidak sempurna imannya, jika tetangganya sendiri
sedang mengalami kelaparan,” ujarnya.
Sebaliknya bagi
mereka yang sedang dalam kondisi kekurangan, sedang tidak memiliki
apa-apa, seharusnya tetap bersikap bijak, jangan menunjukan iri
dengki. “Jaga harga diri agar tetap mulia,” kata Abdulloh. ( )
Komentar
Posting Komentar