WASPADA ATAS NAFSU AMARAH
Waspada
Atas Nafsu Amarah
KAUM
muslim yang dirahmati Allah SWT. Agama Islam berpesan kepada semua
kaum muslim untuk pandai-pandai bergaul dalam lingkungan sosial.
“Bergaulah dengan mereka yang punya akhlah mulia.”
Itulah
pernyataan lugas yang terlontar dari Habib Sofwan Bayseban dalam
kutbah Jumat di Masjid Al Hidayah Jalan Emang Tiga Kelurahan Pejaten
Timur, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Jumat (28/3/2014) lalu.
Ia
mengharapkan moralitas warga muslim jangan sampai luntur, tetap
berpegang teguh pada nilai akhlak yang mulia. Selama ini, ada
sebagian muslim telah ditelan moral yang rusak. “Mudah-mudahan kaum
muslimin disini tidak, tetap pada akhlak yang baik,” ujar Habib.
Dalam
pandangan Islam, ada nafsu-nafsu yang tak seharusnya menepel pada
diri seorang muslim. Nafsu yang dimaksud ialah nafsu amarah. Artinya,
nafsu ini mesti dijauhkan sebab akan merusak kaum muslim sendiri.
(sketsa by budi susilo) |
Nafsu
amarah bila sudah merasuki tubuh dan jiwa maka manusia akan berubah
watak culas, jahat, dan gelap. Sebab nafsu amarah ini akan
menimbulkan rasa berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.
Selain itu, nafsu
amarah ini akan membuat manusia menjadi golongan orang-orang yang
masuk ke gelanggang kegelapan, selalu ingin berbuat maksiat. Inilah
yang dikatakan Allah, sebagai manusia yang merupakan ahli neraka.
“Waspada jangan mengikuti nafsu syetan,” imbuh Habib.
Namun di lainnya,
dalam pandangan Islam, ada nafsu yang diperbolehkan. “Ada nafsu
yang diridhai oleh Allah.” ungkap Habib.
Maksud dari nafsu ini
adalah nafsu Mutmainah yakni nafsu yang mendorong manusia
untuk menuju ke muara kemaslahatan, bukan
lagi berpangkal pada kejahatan.
Mereka kaum muslim
yang berbekal pada nafsu Mutmainah, maka mereka akan memperoleh
ketenangan hidup, menjalani keseharian seakan terasa damai dan tentram.
Segala kegalauan, kerisauan dan penderitaan hati
hilang dari jiwa. Oleh Allah, orang-orang seperti ini adalah mereka
yang dianggap sholeh dan akan dijamin masuk ruganya Allah.
Seperti di singgung
dalam al Quran dalam surah Yusuf 53, berbunyi “Dan aku tidak
membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” ( )
Komentar
Posting Komentar