SUMBER-SUMBER KEKUATAN ISLAM
Sumber-sumber Kekuatan Islam
JUMLAH
umat muslim sangat besar. Tapi jumlah yang besar ini tidak bernilai
guna apabila dalam diri umat muslim sendiri telah menanggalkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Tak
bernilai. Bagai buih di ombang-ambing ombak, dan tak punya pegangan,”
kata Ustad Fauzi Bahrezi memberikan analoginya kepada jamaah sholat
jumat dalam kutbahnya di Masjid Ulul Albaab, Jalan Kalibata Timur,
Jumat (4/4/2014).
Kondisi
jaman sekarang, kata Fauzi, umat Islam mengalami pelunturan
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Akan tetapi jelasnya, jangan
merasa putus asa. Jangan patah arang.
Bangkitlah
dan menjadi umat yang bisa dibanggakan. “Persiapkan kekuatan
kalian. Perkuat kuda-kuda. Selalu siap dan siaga. Jangan lemah,”
urainya.
(sketsa by budi susilo) |
Refleksikan
diri, muslim yang baik adalah mereka yang kuat menghadapi kehidupan
dan persiapan yang matang bagi bekal di akhirat. “Punya iman yang
kuat. Sebagaimana perintah Allah dan seperti yang ada dalam sabda
Rasul,” ujarnya.
Kekuatan
umat Islam, tutur Fauzi, dalam ungkapan rasa kasih sayangnya. Umat
Islam misinya harus menebarkan kasih sayang, menguatkan keimanan dan
orientasi perbuatan hanya untuk Allah. “Segala hal semuanya kita
kembalikan kepada Allah,” katanya.
Kekuatan
berikutnya ada di akhlak. Bahwasanya, iman seseorang yang benar
adalah aplikasi akhlak. Sikap akhlak yang baik akan menjadikan
manusia itu sebagai pribadi yang sempurna. “Akhlak bekal kita,
integritas seorang muslim,” kata Fauzi.
Seperti
halnya Nabi Muhammad SAW diturunkan ke muka bumi untuk mengendalikan
nafsu manusia agar tetap pada jalur yang benar.
Nabi bersabda:
”Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. Seperti
apa yang di cantumkan dalam Hadis
Riwayat Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab
syu’bil Iman dan Hakim.
Berikutnya
adalah kekuatan Ilmu. Ada pepatah yang mengatakan, siapa yang
menguasai ilmu maka itulah orang yang akan menguasai dunia. Ilmu itu
penting bagi kaum muslim sebab selain untuk bekal dunia ternyata ilmu
juga untuk bekal ke akhirat.
Syarat
utama kehebatan seorang muslim adalah pada gemar membaca. Bahkan
wahyu yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWR adalah ayat Iqro,
perintah kita untuk membaca.
Selain
kegiatan membaca, juga harus melakukan kegiatan menulis. “Orang
yang diangkat derajatnya adalah orang yang beriman dan berilmu,”
ungkapnya.
Selanjutnya
kekuatan harta benda. Kekayaan bagi kaum muslim merupakan titipan
dari Allah. Harta ini digunakan bukan untuk kemaksiatan namun untuk
sarana berbuat kemaslahatan. “Sebaik-baiknya harta itu ada di
orang-orang yang saleh. Harta itu amanah,” tegasnya.
Sebagai
contoh, di jaman Nabi Muhammad, para sahabat hidup bergelimang harta.
Selain taat ibadah, ternyata kehidupan ekonominya juga kuat, tidak jatuh pada lubang kemiskinan yang kemudian berujung pada tindakan kemungkaran.
Akan
tetapi, harta yang mereka miliki diperuntukan bagi kebaikan semua makhluk, rahmat bagi semua. Harta yang mereka miliki dipergunakan untuk berbagai kegiatan, yang semata-mata hanya karena untuk Allah SWT.
“Abu
Bakar, Usman Bin Afan, mereka-mereka ini para saudagar kaya. Makanya
ada yang mengatakan bahwa ada 10 orang yang dijamin masuk surga, di
antaranya adalah orang-orang kaya,” ujarnya.
Berikutnya
kekuatan umat muslim ada pada ukuwah (persatuan). Manakala terjadi
perpecahan, satu sama lain saling menjatuhkan di kalangan musilm maka
umat Islam akan lemah. “Mengkotak-kotak ke dalam aliran, memecah
belah dalam bentuk organisasi,” kata Fauzi mencoba mencontohkan.
Nabi
Muhammad pernah berkata, umat muslim itu ibarat bangunan. Satu sama
lain harus saling menopang, saling membantu. Walau ada perbedaan
pandangan jangan saling membelakangi dan membenci, namun harus saling
sokong-menyokong. “Kalau kita tak bersatu, maka kita akan gagal,”
tutur Fauzi.
Ya
itulah, pesan kutbah jumat yang disampaikan Ustad Fauzi Bahrezi,
semoga penjelasan dari beliau memberi kita semua inspirasi, dan
wawasan pengetahuan yang sangat berharga bagi kita semua. Amin
ya robal alamain.
( )
Komentar
Posting Komentar