TANJIDOR TIGA SAUDARA
Berani Tampil Di Depan Publik Pada
Tahun 1960
Bagi
anda semua pasti kenal grup musik pop lawas asal dari negara seberang London
Inggris, The Beatles. Atau juga pasti anda mengenal grup musik buatan
Indonesia, Koes Ploes.
Nah, sekarang tahukah anda jika ada grup
musik khas Kota Jakarta bernama Tanjidor Tiga Saudara, asli dari tanah bumi
pertiwi, Betawi.
Paling
juga jawabannya tidak tahu, sebab sangat asing terdengar. Dalam layar kaca
televisi program musik tak pernah tertayang, apalagi masuk jajaran pemenang
award musik-musik Indonesia.
Oke, kalau pun tahu, pasti Tanjidor-nya
saja yang agak populer, sering terdengar di tengah masyarakat. Tapi jika
disandingkan dengan dua kata, Tiga, dan Sodara, maka dibenak pikiran akan
keluar kalimat, “apa ya.”
Mungkin
bagi yang tahu grup Tanjidor Tiga Saudara hanya mereka-mereka, para generasi
yang pernah hidup di jaman dahulu kala, era tahun 1970-an, dan mereka pecinta
seni budaya Betawi.
Dan
memang benar, grup musik Tanjidor Tiga Saudara ini satu bagian grup seni musik
yang bisa dikatakan bak legenda. Grup musik ini sudah mulai tampil di depan
publik pada tahun 1960.
Grup
ini dilahirkan di Jagakarsa, Jakarta Selatan oleh tiga orang. Satu di antara
tokoh pendirinya adalah Said Neleng. Sampai di tahun 2014 ini, Said Neleng
masih terus eksis, menghidupkan grup Tanji.
Ia
bersama jajarannya sering diundang untuk mengisi acara yang berbau budaya
Betawi. Baik itu diundang dalam kegiatan seremonial pemerintahan, hajatan masyarakat umum,
atau juga dilibatkan dalam pembuatan sinetron-sinetron Indonesia.
“Zaman
dulu masih banyak orang yang mau belajar musik Tanji. Kalau jaman sekarang udah
sepi peminat,” kata Said dalam diskusi Tanjidor di Benara Budaya Jakarta, Kamis
20 Maret 2014.
Menurut
Said, Tanjidor merupakan peninggalan seni musik asal Betawi. Ada perbedaan yang
mendasar di musik ini. Perbedaannya adalah ada Tanji dan Tanjidor.
Penampilan grup Tanjidor Tiga Saudara di Bentara Budaya Jakarta (photo by jongfajar kelana) |
Kalau
Tanji, beber Said, merupakan grup musik yang berjumlah 10 orang. Semua
pemainnya berjenis kelamin pria, termasuk penyanyinya.
Sedangkan
Tanjidor itu adalah grup yang terdiri dari pria dan wanita. Muatan musiknya pun
gado-gado. Ada unsur dangdut, jaipong, dan sinden yang dimainkan oleh
perempuan.
Alat-alat
musik yang biasa dipakai dalam Tanjidor adalah plistone, suling, tenor, trombone,
bass, klarinet, kendang, bedug, dan trumpet.
Dan khusus di grup Tanjidor Tiga Saudara jumlah anggotanya ada sembilan yang berasal dari anggota keluarga Said.
Dan khusus di grup Tanjidor Tiga Saudara jumlah anggotanya ada sembilan yang berasal dari anggota keluarga Said.
“Sekarang
sih apa aja bisa, tergantung yang mau nanggep[1].
Mau Tanji bisa, atau mau Tanjidor juga bisa,” promo Said kepada peserta diskusi
Tanjidor di Bentara Budaya Jakarta. ( )
[1] Nanggep adalah menyewa jasa
sajian musik tanjidor.
Komentar
Posting Komentar