KEDAMAIAN NATAL MANADO
Kedamaian Natal Manado
GEGAP gempita hari raya Natal di Sulawesi Utara,
jauh-jauh hari sudah mulai terasa. Di antaranya di daerah Kota Manado,
kemeriahan dan suasana Natal sebelum tanggal 25 Desember begitu mengental.
Di tahun sebelumnya, antara lain pada tahun 2010 dan
2011, saya pernah bertempat tinggal di Kota Manado. Atmosfir perayaan Natal
menggema diberbagai tempat, baik itu di pusat-pusat perbelanjaan, maupun
pemukiman penduduk.
Biasanya, Natal di Kota Manado diramaikan dengan
kegiatan seremonial seperti parade Santa Claus di jalanan raya, mendekorasi
pohon cemara dengan lampu warna-warni agar pohonnya terang benderang di malam
hari, sehingga Natal lebih berkesan.
Selain itu juga ada kegiatan tukar-menukar kado
sebagai tanda ikatan cinta kasih di hari Natal. Atau sebaliknya, ada juga
gelaran pemberian santunan hadiah kado kepada mereka orang-orang yang lemah,
seperti anak yatim piatu.
Bagi umat kristiani, perayaan Natal merupakan momen
luapan kebahagiaan. Momen ini bagi para perantau, menjadi ajang kesempatan
bertemu sanak keluarga, merayakan Natal dengan keceriaan dan kesederhanaan
bersama keluarga tercinta.
Satu di antaranya kawan saya di Kota Manado, Fineke
Wolojan (24), yang merupakan perempuan asal Tondano Kabupaten Minahasa,
mengungkapkan rasa bahagia dalam menyambut Natal, dan sangat merindukan
keluarga di kampung halamannya.
“Home, family,
cooky, christmas tree, christmas songs and especially Jesus Christ. Oooh, what
a christmas,” luapnya dari hati yang terdalam, Senin (23/12/2013) melalui akun
twitter pribadinya.
Dibanding dengan di provinsi yang lain, Sulawesi Utara
adalah rajanya lokasi Natal yang paling ramai, bahkan terbesar. Ibaratnya, bagi
warga Sulawesi Utara, Natal itu puncak dari segala puncak sebuah perayaan
rakyat yang semarak di jagad nusantara ini.
Itulah satu di antara hebatnya Sulawesi Utara. Yang
tak lain, ini berkat pengaruh dari warganya yang selalu komitmen dalam menjaga
kerukunan dan kedamaian antara satu manusia dengan manusia yang lainnya, tanpa
harus memandang suku, golongan, dan agama.
Pembuktian kehidupan toleransi masyarakat di Sulawesi
Utara terus dibudayakan setiap tahunnya, saat Natal tiba. Diantaranya, elemen
masyarakat yang di luar kaum Nasrani turut terlibat, berpartisipasi menjaga dan
mendukung kelancaran perayaan Natal.
Seorang kawan di Kota Manado, yang juga sebagai Ketua
Pelaksana Pengamanan Malam Natal, Firman Mustika (30), bercerita bahwa sebagai
perwujudan dalam menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama, maka para
kaum muda yang terlebur dalam organisasi kepemudaan non kristiani turut
mengambil peran, mengamankan Natal.
“Kami akan jaga rumah-rumah ibadah dan objek vital lainnya,
pada malam jelang Natal dan di pagi harinya. Lalu lanjut juga nanti di malam
tahun barunya juga kami lakukan,” tegas Ai, panggilan akrab Firman Mustika
melalui telepon genggamnya.
Meski dalam sejarahnya Sulawesi Utara tak pernah ramai
oleh keributan berbau isu sensitif agama dan suku, tetapi tetap saja yang
namanya kewaspadaan harus ditegakan. Mengingat masih ada beberapa oknum-oknum
tertentu yang ingin menghancurkan Indonesia melalui isu agama dan suku.
“Kita tak boleh lengah. Tetap semangat dan terus
terapkan semboyan deteksi dini serta cegah dini, terhadap isu-isu dan persoalan
negatif yang bisa saja datang dari dalam maupun luar,” ungkap pria lulusan
Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi ini.
Ia mengimbau kepada para relawan organisasi kepemudaan
yang turut menjaga keamanan Natal, untuk menerapkan operasional teknis secara
baik, sebagaimana yang telah diatur dalam organisasi masing-masing.
Di antaranya jika ada orang-orang yang mencurigakan,
atau dirasa sebagai orang asing pada jarak sekitar 100 meter dari tempat
Gereja-gereja, harap para relawan untuk segera mendeteksi dan laporkan pada
pihak yang berwajib.
“Mari kita juga bantu aparat keamanan, sebab
tanggungjawab keamanan Natal juga tanggungjawab kita bersama,” kata Ai yang
meyakini pergerakannya merupakan pengejewantahan dari prinsip Pancasila, yang
jadi dasar negara Republik Indonesia.
Berdasarkan catatan yang ada, penjagaan malam Natal
Manado diikuti oleh hampir 20 organisasi yang terdiri dari lembaga kepemudaan
kemasyarakatan dan kemahasiswaan, dibantu bersama Dandim 1309 Manado dan
Polresta Manado. Harapnya, acara tersebut dapat berlangsung hikmat dan damai.
Dan sebagai akhir kalimat, saya sebagai penulis blog, mengucapkan kepada
mereka yang merayakan, selamat berbahagia dalam perayaan Natal tahun 2013.
Serta mari kita sambut tahun baru masehi dengan penuh inspirasi dan nilai positif, bagi perjalanan bangsa ini ke depan. Mari bersama membangun keberadaban bangsa dengan suka cita. ( )
Serta mari kita sambut tahun baru masehi dengan penuh inspirasi dan nilai positif, bagi perjalanan bangsa ini ke depan. Mari bersama membangun keberadaban bangsa dengan suka cita. ( )
Komentar
Posting Komentar