CIKUPA TAK RUPAWAN

Cikupa Tak Rupawan 

AWALNYA pada jam dua siang, matahari di Cikupa Tangerang bersinar terik. Namun selang beberapa jam kemudian, sekitar jam tiga sore, cuaca berganti, awan mendung dan kemudian air hujan mengguyur.  

Kala matahari masih merekah cerah, suhu panasnya bukan main, teriknya dahsyat menyengat. Tetapi kondisi ini tentu akan tetap asik bagi para nelayan yang sedang menjemur hasil tangkapan ikan laut untuk dijadikan ikan asin. 

Begitu pun di pemukiman perkampungan, suasana itu disambut gembira bagi mereka-mereka yang sedang menjemur cucian pakaian agar cepat kering dan dapat segera dipakai kembali. 

Berbeda ketika mereka sedang berada dalam perjalanan, melintas di sepanjang Jalan Raya Serang, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Rabu (25/12/2013), tentu akan berkeluh-kesah.

Arus kendaraan bermotor ramai memasuki wilayah perbatasan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Rabu (25/12/2013). Proses desentralisasi menjadikan kawasan ini terus berkembang. (photo by budi susilo)

Sebab jalanan berdebu. Arus lalu-lintas yang ramai oleh lalu-lalang kendaraan bermotor, membuat jalanan tak bersahabat. Polusi udara dicampur debu yang berterbangan, sungguh sebuah kabupaten yang tak menggembirakan.

Terutama bagi mereka para pengguna kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Sangat tersiksa bila suasana jalanan diselimuti debu. Untuk pernapasan tentu tak menyehatkan, apalagi bagi pandangan mata, rasanya memang seperti kena bencana.

Harap maklum, di kawasan ini berdiri beberapa pabrik megah. Setiap harinya kendaraan bermuatan besar seperti truk tak pernah absen melintas, akibatnya ada beberapa jalan yang tak kuat, akhirnya lama-lama berdampak rusak berlubang, hancur dan berdebu.

Parahnya lagi, usai hujan turun, maka sepanjang jalan Raya Serang terlihat memprihatinkan. Kondisinya basah, berlumpur, dan licin. Lubang-lubang jalan pun tergenang air, membahayakan bagi para pengguna jalan.

Jika tak pelan-pelan melajukan kendaraan, maka akan membawa korban. Contoh kecilnya, pengguna jalan lain kena cipratan air, atau bagi pengendara sepeda motor akan tergelincir jatuh tersungkur di aspal jalan.

Genangan air hujan di Jalan Raya Serang Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, Rabu (25/12/2013). Daerah ini selalu ramai oleh pengguna kendaraan bermotor, tidak heran di daerah ini selalu langganan macet. (photo by budi susilo)

Mereka para pemilik kendaraan akan kaget, sekaligus kesal saat melintas di jalanan yang basah dan becek. Tiba-tiba kendaraan mereka yang awalnya bertubuh mulus, bersih, dan mengkilap, seakan disulap dalam sekejap menjadi kondisi kumuh, lusuh, dan bau.  

Selain itu, jalanan ketambahan oleh membudaknya kendaraan bermotor yang jumlahnya tak terhitung puluhan. Bila jalanan sudah macet, arusnya padat, pastinya akan membuat kepala penat, cenat-cenut

Penyebab itu di antara lain karena pengaruh jalanan yang rusak dan becek, serta hambatan dari beberapa angkutan umum yang berhenti disembarang tempat dalam mencari penumpang. 

Entah sampai kapan akan terus begini, Cikupa yang tak rupawan. Pastinya, harapan orang-orang, kejelekan tersebut jangan sampai mengabadi, dan bertambah parah lagi. ( )




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I