AKULAH NETBOOK
Akulah Netbook
BENTUKNYA kotak persegi panjang. Ukurannya mini, tak
besar seperti badan Gajah dan berselimutkan lempengan seng merah tua. Ciri-ciri
ini melekat pada diri ku yang kini hidup
di jaman yang semakin edan.
Aku biasanya dikenal banyak orang masuk dalam
klasifikasi benda-benda teknologi canggih, berjenis gen netbook. Aku dilahirkan di negeri tirai Bambu, Cina yang kini
tinggal di negara Indonesia.
Sebenarnya teman-teman ku, yang sejenis dengan aku,
juga ada yang lahir di negara Indonesia. Namun ini jarang sekali, jumlahnya
bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan kami-kami, para netbook generation banyak yang lahir di negara Cina.
![]() |
Sebuah Netbook merah terbaring di atas kotak kardus kertas yang dilapisi plastik biru (photo by budi susilo) |
Nafsu negara Cina memproduksi kami-kami dapat diacungi
empat jempol. Pasalnya, negara Cina yang enggan memakai konsep tekno ‘keluarga berencana’,
terus berupaya memperbanyak netbook
generation.
Tak lain ini tujuannya untuk kesejahteraan. Sebab ada
pepatah, banyak anak maka banyak rezeki. Karena itu, Cina dengan gairah
kapitalismenya tanpa sungkan terus memproduksi, memanfaatkan momen perdagangan
bebas untuk mengejar target kekayaan ekonomi negaranya.
Berdasarkan pengetahuan yang aku miliki, teman-teman
yang sejenis dengan ku yang lahir di Indonesia tidak seberuntung dengan ku yang
lahir di Cina. Satu sama lain di antara kami yang dari Cina dan Indonesia masih
dibedakan, baik itu kualitas dan estetikanya.
Pasalnya mereka yang lahir di Indonesia, dinilai tak
menarik. Sungkan untuk melirik, sebab masih ada kesan, kualitas barang yang
lahir di Indonesia masih dipertanyakan.
Padahal tidak juga, antara aku dan teman-teman ku yang
lahir di Indonesia hampir serupa kualitasnya. Bahkan mungkin bisa lebih unggul
dari yang Indonesia, dengan kualitas daya tahan dan garansi yang terjamin lebih
baik.
Aku sempat mendengar, jika Indonesia itu sudah mulai
berbenah disana-sini. Mengingat pasar bebas mulai bergulir, maka segala sesuatu
produksi yang berbau ekonomi harus paripurna dan berdaya saing tinggi. Jika tidak
segera berberbenah, tentu saja resikonya akan musnah akibat dari seleksi alam.
Sejarahnya, kehadiran aku di Indonesia bermula sejak
awal tahun 2010, tepatnya di Kota Manado Sulawesi Utara. Eksistensi ku untuk
melengkapi kesempurnaan dalam menyimpan berbagai hal dokumen para manusia.
Mereka para manusia kadang sudah menggangap ku sebagai
keluarga. Bahkan pernah terungkap kalimat-kalimat manja dari di antara mereka,
“Sayang sekali jika benda yang satu ini jatuh ke orang lain, apalagi dijual ke
pihak lain.”
Umur aku masih terbilang muda, tetapi aku merasa sudah
berperan memberikan banyak jasa, kaya penuh manfaat. Meski aku berukuran mini, tapi
kecil-kecil cabe rawit. Kehebatan ku ini kadang membuat rasa kangen, seakan
orang selalu ingin berada disamping ku.
Selama ini aku belum pernah terbanting atau sampai
terendam di dalam air. Sebab memang aku ini tidak diciptakan untuk tahan
banting. Jika jatuh dari ketinggian, maka aku akan hancur berkeping-keping dan mati
tak berdaya.
Begitu pun jika aku terkena rendaman air. Kena terpaan
sinar matahari yang lama saja, badan aku rasanya langsung pegal-pegal, apalagi
kena siraman air, pastinya aku akan langsung menyandang status almarhum.
Tidak seperti kebanyakan netbook generation atau laptop lainnya, pada bagian kulit terluarnya
terdapat tempelan gambar-gambar unik dan menarik. Tetapi aku pribadi lebih
memilih tampil sederhana, apa adanya. Polos tanpa gambar-gambar yang
sensasional.
Majikan ku yang notabene
sebagai pemilik diriku, juga tidak sengaja merias tubuh ku yang merah dengan
beragam ukiran gambar-gambar. Mungkin ini berangkat dari majikan ku yang punya
karakter pribadi yang enggan untuk berneko-neko.
Hanya saja di bagian dalam tubuh ku, ada sedikit hal
yang dapat mengusik pandangan mata. Sebab pada bagian fisik layar dan keyboard ku,
telah terselimuti debu. Alhasil, aku pun tampak tak seperti barang baru,
layaknya barang usang yang cocok dibawa ke tukang pengumpul barang rongsokan.
Maklum oleh majikan, aku jarang disentuh sayang.
Majikan ku tidak pernah terpikir untuk membelai kasih, sekedar untuk membersihkan
seluruh badan ku. Padahal aku jauh-jauh dari Cina dan datang ke Indonesia,
setidaknya diberikan perhatian penuh.
Aku ibaratnya sebagai buruh, berharap banyak pada
majikan ku untuk lebih memperhatikan nasib luar dan dalam diriku. Aku tidak mau
menuntut banyak kepada majikan ku, yang harus berbuat ini dan itu.
Aku sudah tunaikan kewajiban. Rajin memberi pelayanan
yang memuaskan, mampu memudahkan kegiatan majikan ku di setiap harinya tanpa
mengenal batas waktu dan tempat.
Setidaknya ada secuil pemberian hadiah, cukup berupa
pembersihan diri ku. Sungguh tak elok, jika tak ada imbal-balik untuk membersihkan
seluruh badan ku yang mini ini.
Sebenarnya yang untung bukan aku saja jika aku bersih
kinclong, tetapi majikan ku pun akan memperoleh manfaat lebih berupa keindahan,
kenyamanan, dan kebersihan, mengingat kebersihan pun pangkal dari kesehatan.
Selain itu, aku pun tentu akan tetap awet muda, selalu
sehat, dan tak lupa untuk selalu setia menemani hari-hari majikan ku dalam menggores
beragam karya tulisan dan seni photo. (
)
Komentar
Posting Komentar