ROMANSA MOGE TUA


Romansa Moge Tua

RASA pegal kaki akibat olah-raga pagi, seolah terobati saat saya melihat beberapa motor besar bermodel unik dan warna yang menarik, terpajang bebas di sekitaran kawasan Balai Sidang Istora Senayan Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2013) siang.
 
Biasanya, akses untuk menyaksikan pameran motor besar berkelas internasional harus mengeluarkan kocek di saku celana, minimal uang puluhan ribu rupiah. 

Kali ini beda, pajangan motor berharga super mahal ini, atau yang biasa disebut motor gede (moge), bisa ditonton secara gratis oleh masyarakat umum, dengan satu syarat, pengunjung tidak diperbolehkan untuk menyentuh moge, termasuk para model wanita cantiknya.

Motor gede peninggalan jaman lama merah menyala tampil mempesona (photo by budi susilo)

Maklum saja, acara tersebut di gratiskan karena untuk menunjukan eksistensi sebuah komunitas pecinta moge di Indonesia, dan merupakan bagian dari rangkaian hari ulang tahun organisasi komunitas moge Indonesia yang berbendera Motor Harley Davidson Club Indonesia.

Dari beberapa motor yang dipajang ke khalayak luas, di antaranya sudah ada motor berumur tua, yang diperkirakan ‘hidup’ di era perang dunia pertama dengan buatan dari luar negara Indonesia.

Bagi masyarakat yang awam akan dunia otomotif seperti saya, tidak tahu persis, mesin apa yang digendong oleh motor-motor ‘bertubuh gempal’ tersebut.  

Ada satu dua motor yang masih memiliki tubuh kinclong, mulus, dan menawan dengan warna yang mencolok hingga membuat decak kagum bagi mereka yang memandanginya. 

Selain itu juga, terdapat motor yang tampak sudah berusia uzur dengan kondisi warna yang kusam, namun tetap penuh sensasi, elegan dan bernuansa romansa nostalgia.

Bagi saya pribadi, moge tua punya daya tarik tersendiri. Selain punya cerita sejarah panjang, tentunya moge tua merupakan jenis kendaraan yang langka di dunia, tiada satu pun yang bisa serupa dengannya. Jika pun ada, pastinya di belahan negara lain yang jauh. 

Sayangnya, dalam pameran Harley Davidson tersebut, motor-motor besarnya hanya dipajang bagai benda mati, seperti patung-patung di museum yang kenikmatannya hanya sebatas dipandangi oleh kedua bola mata.  

Andai saja ketika itu pihak panitia memberikan sensasi tersendiri bagi pengunjung, dengan memberikan kesempatan menjalankan moge berkeliling stadion gelora Bung Karno, tentu saja pameran motor Harley Davidson tersebut akan berkesan di hati seluruh warga. ( )
   
(photo by budi susilo)

(photo by budi susilo)

(photo by budi susilo)

(photo by budi susilo)

(photo by budi susilo)

(photo by budi susilo)

(photo by budi susilo)
(photo by budi susilo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA