JOMBLO
Jomblo
Oleh: Budi Susilo
Hidup ini
akan kosong, hampa begitu saja, bila tidak ada sebuah cerita idealisme asmara.
Maka kuatkanlah kepribadian diri, demi mengukir sebuah sejarah yang tergores
dengan tinta emas. Dari idealisme untuk idealisme, mirip slogan tentara jaman
Orde Baru ya, dari rakyat untuk
rakyat.
Begitulah, penggalan
kisah orang idealisme asmara yang tak mungkin juga, cocok menyatu dengan
kaum-kaum oportunisme yang lebih cenderung serupa semut, kalau ada gula, I am join, kalau tidak, let’s go, good bye. Ha ha ha ha, tertawa untuk diri sendiri, Merdeka !!!
Gereja Advent berdekatan harmonis dengan Masjid di daerah Teling Kota Manado_budisusilo |
Selain pakai
trik menuduh pakai perkataan oportunis, biasanya seorang yang bergelar
jomblokers itu lewat cara gengsi-isme,
menghiperbola dirinya, bahwa banyak yang menyukainya, bak artis papan atas
Hollywood atau pun Bollywood gituh.
Seorang
jomblo itu umumnya mengkultuskan diri jadi sosok yang diperebutkaan oleh orang-orang
dari segala penjuru arah mata angin. Dan tentunya, mau tidak mau, ia pakai
jurus lampu kuning, beralibi selektif dalam memilih pasangan. Hebat ya, jadi berbanggalah mereka yang di
abad ini masih di cap sebagai jomblo. Ha
ha ha ha
Yah, itulah luapan seorang jomblo, yang tiada akhir
ceritanya, bagai sinetron Indonesia berjudul “tersanjung”, ha ha ha ha. Anekdotnya, andai Republik ini dipimpin oleh Presiden
Tan Malaka, tentu, tak cuma memilihara fakir miskin dan anak-anak terlantar,
kaum-kaum jomblo pun termasuk bagian yang akan paling diperhatikan.
Nah, tapi penting juga loh,
seorang itu punya idealisme asmara. Ini bukan bualan, atau hanya sekedar
mempertunjukan sulap bin salabin abra
kadabra, penonton terhibur bisa terkesima. Tidak, bukan ini maksudnya.
Salah, jika dimengerti idealisme itu sebatas lamu, tong kosong nyaring bunyinya.
Penting
teramat genting, hidup di negeri Nusantara ini perlu ada idealisme asmara, yang
belakangan ini sudah banyak orang yang tidak lagi mengindahkannya. Andai
idealisme asmara luntur, tentu bisa hancur, sehancur artis televisi kepergok
pakai narkoba secara berjamaah di sebuah rumah.
Apalah daya,
kalau idealisme asmara cuma dianggap utopia semata. Orang tentu lebih nikmati
apa itu oportunis asmara, asalkan menguntungkan bisa hasilkan rasa bahagia
selamanya, so must go on, hajar dan
hadapi saja. Tinggalkan yang lama, habis manis sepah dibuang. Yah, runyamlah dunia persilatan dong.
Seperti apa ya rasanya, kalau idealisme asmara
meluntur pada pasangan yang legal. Coba deh,
tanyakan langsung saja kepada seorang oknum anggota DPRD di sebuah Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, yang kepergok berduaan mesra bersama
pujaan asmara barunya yang tidak resmi. Gimana rasanya ? nikmat bahagia atau
derita bikin nyesek hati. Don’t try at home yah.
Lah, sekarang pelajari, di dunia politik itu, lakukan kudeta
kuasa yang sah itu dilarang keras, sebab sungguh berdosa !. Karena sama saja
itu tidak mencerminkan etika kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk kudeta
asmara, kalau melakukannya sama saja ia kena pelanggaran etika cinta, nah loh bagaimana ini. Betul tidak,
selamat mencoba kalau berani !.( )
Komentar
Posting Komentar