WAJAH PENDIDIKAN LONG BAGUN MAHAKAM ULU
Gudang Barang Dijadikan
Ruang Belajar Mengajar
Setiap manusia di zaman
apa pun selalu ingin mendalami pendidikan. Baik itu warga desa maupun perkotaan
menganggap pendidikan merupakan bagian dari kebutuhan hidup yang perlu
dipenuhi. Prinsip inilah yang kemudian tercermin dalam denyut pendidikan di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 004 Long Bagun Ulu, Kecamatan Long Bagun Kabupaten
Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur.
Sekolah yang letaknya tidak
jauh dari Sungai Mahakam ini tetap tegar melangsungkan kegiatan
belajar-mengajar di tengah keterbatasan fasilitas, ruang kelas belajar. Pagi
itu, Rabu 3 Mei 2017, Tribun susuri Jalan Liah Ding, ditemukan banyak anak-anak
berpakaian seragam merah putih.
Para murid ini muncul dari
rumahnya masing-masing, berjalan kaki tidak bergerombolan menuju ke sebuah
bangunan sekolah yang masih berbahan bangunan kayu, gedung SDN 004 Long Bagun,
berada di tengah-tengah permukiman penduduk.
Sekolahnya masih bersih,
tiada tercecer beberapa sampah plastik bekas makanan dan minuman. Atmosfir
lingkungannya berkesan alami, lapangan sekolahnya masih bertumbuh rumput hijau.
Saat itu cuaca sedang tidak
galau, mentari bersinar terik. Pancaran mataharinya menerapa gedung sekolah
yang berpayung atap seng berwarna coklat, pertanda atap telah diserang karatan.
Inilah yang kemudian juga
menjadi persoalan. Ruang kelas yang tanpa plafon, nampak jelas atap seng yang
berkarat dan bolong. Ada murid yang ditempatkan juga di sebuah ruang bekas
gudang barang. Kondisi ruangannya sempit tanpa dilengkapi lampu penerang dan
atapnya pun dari seng.
"Kalau cuaca lagi panas
kami kepanasan. Kalau lagi hujan pastinya kena air. Atapnya ada yang
bolong," ungkap Rita, Kepala SDN 004 Long Bagun Ulu yang kala itu
mengenakan kemeja putih.
Sampai sekarang ini, jumlah
murid yang menimba ilmu di SDN 004 Long Bagun Ulu mencapai 243 orang. Bagi
mereka yang baru masuk ke sekolah ini terpaksa ditempatkan di ruang kelas bekas
gudang barang yang dianggap kurang nyaman.
"Kami kurang ruang
kelas. Terpaksa kami ubah gudang dari ruang belajar. Kami hanya bersihkan saja
sama dindingnya dicat," tutur Rita,
yang memiliki rambut lurus ini.
Dia sebenarnya tidak bisa
berbuat banyak, mengingat sekolahnya tidak memiliki anggaran yang cukup untuk
membangun ruang kelas baru yang lebih layak. Persoalan kekurangan ruang kelas
baru dirasakan untuk tahun ini.
"Saya sudah usulkan ke
pemerintah kabupaten tapi sampai sekarang belum ada tindaklanjutnya. Kami
berharap diberi perhatian, kenyamanan belajar para murid," ujar Rita.
Melihat kondisi dunia
pendidikan Long Bagun Mahakam Ulu seperti itu, tidak heran belum lama ini
keluar penobatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Kalimantan Timur
berdasarkan perhitungan BPS setempat sepanjang 2016, bahwa Kabupaten Mahakam
Ulu masih masuk kategori sedang atau cukup, belum baik.
Belum lama ini, tahun 2014,
juga diakui dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mahakam Ulu Mahulu, yang menyatakan
masih dililit problematika pendidikan, seperti kurangnya tenaga guru yang
kemudian mengambil solusi mengirim guru‑guru SD dan SMP untuk dilatih mengajar
mata pelajaran matematika atas kerjasama dengan pihak Universitas Mulawarman
FKIP Matematika. Selain itu, guru jenjang SD banyak yang lulusan SMA dan SMA
paket C.
Persoalan lainnya, sarana
Prasarana yang tidak tidak layak bagi guru‑guru, terutama guru‑guru SMP dan SMA
yang dari rumah ke sekolah menempuh jarak yang cukup jauh dan tidak memenuhinya
asrama guru dan jarak antar kampung di Kabupaten Mahulu terpencar‑pencar dan
jauh maka dibutuhkan daerah‑daerah tertentu untuk bisa dibangun asrama bagi
pelajar.
Menurut Rita, keberadaan
ruang kelas yang nyaman dan aman akan berkesinambungan dengan kualitas
berlajar, memberi semangat dan kenikmatan para murid dalam menggali ilmu
pengetahuan di sekolah.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Wajah Pendidikan
Long Bagun Mahakam Ulu; Gudang Barang Dijadikan Ruang Belajar Mengajar,” terbit
pada Kamis 11 Mei 2017 di halaman 3 rubrik Tribun Balikpapan.
Komentar
Posting Komentar